Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

About

Seribu Kebaikan Tidak Menjadikanmu Malaikat, Namun Satu Kesalahan Bisa Membuatmu Jadi Iblis


Seribu kebaikan tidak akan membuatmu menjadi malaikat tapi satu kesalahan bisa membuatmu seolah menjadi iblis!

  coba kamu ingat lagi, dan aku yakin, kamu tentunya pernah mendengar kalimat berikut: "satu kesalahan diingat terus, sementara seribu kebaikan terlupakan". Mungkin kamu mendengar dengan versi kata-kata yang berbeda, namun maknanya tetap sama.

Apa yang salah dengan kamu? kalian? atau mungkin aku termasuk salah satu di antara kalian!

Coba kita buat dalam perumpamaan.

Dalam suatu kelas yang sangat besar berisi 100 orang. 1 orang memakai pakaian berwarna hitam, sedangkan 99 orang lainnya memakai pakaian berwarna putih.
Sekarang refleksikan kamu berada dalam ruang kelas tersebut bersama 100 orang itu, tapi kamu bukan bagian dari mereka.
Kemudian, kamu berada di luar ruangan itu. Mana orang yang pertama kali teringat serta paling kuat kamu ingat? tentu yang 1 orang memakai pakaian berwarna hitam itu.
Kita analogikan 99 orang yang memakai pakaian berwarna putih tersebut adalah perbuatan baik, sedangkan 1 orang lainnya yang memakai pakaian berwarna hitam adalah perbuatan buruk. Ruang kelas tersebut adalah orang utamanya. Dengan kata lain, 100 orang dalam ruangan tersebut adalah perbuatan baik dan buruknya.

Hal yang kontras lebih tertanam dalam pikiran kita. Dalam sebuah lembar kertas yang putih terdapat sebuah titik hitam. Apa yang menjadi titik perhatian pertama kita? titik hitam tersebut! Bukankah ini yang umum terjadi dalam kehidupan kita.

Lantas, apakah hal ini wajar? ya

apakah ini seharusnya? tentu tidak!...

Karena terlalu banyak perbuatan baik yang kita terima dari seseorang cenderung membuat kita kemudian menganggap perbuatan baiknya bukan sebagai perbuatan baik di kemudiannya. Perbuatan baik yang banyak lalu berubah menjadi hal yang biasa, tidak dihitung lagi sebagai suatu perbuatan yang baik. Kenapa? karena kita cenderung menuntutnya. Kita menuntut orang tersebut untuk terus berbuat baik, meski kita menganggap perbuatannya itu hal yang biasa. Ketika ada kesalahan atau perbuatan buruk yang terjadi, lantas langsung menutupi kebaikan yang sudah-sudah.
Aku rasa hal ini perlu kita sadari sedini mungkin ketika kita merasakan fenomena ini terhadap orang lain, terlebih orang terdekat kita. Jangan sampai kita terfokus dan tenggelam memperhatikan satu titik hitam pada selembar kertas putih. Jangan malah menganak emaskan 1 orang berpakaian hitam di sebuah ruang kelas.
Kebaikan yang engkau lakukan seribu kali sekalipun belum tentu mendapatkan penghargaan dari orang lain. Namun satu kesalahan saja yang engkau lakukan sudah cukup bagi orang lain untuk menertawakan dirimu.Itulah hukum yang berlaku di dunia ini. Tidak adil dan menyakitkan memang, namun tidak perlu larut dan menjadi bagian untuk berlaku tidak adil dan menyakiti sesama.
Seribu kebaikan dalam hidupmu belum tentu menjadikanmu sebagai malaikat di dunia, tetapi satu kesalahan saja  seakan dapat membuatmu menjadi iblis terkutuk dan menjadi penghuni neraka jahanam.
Demikianlah manusia seringkali menghakimi sesamanya tanpa perasaan. Satu kesalahan membuatmu menjadi terdakwa yang seakan layak dihukum mati.
Satu kesalahan saja, dapat memusnahkan seribu kebaikan, karena kesalahanmu lebih berkesan dibandingkan kebaikan yang pernah engkau lakukan sepanjang hidupmu.
Walaupun berbuat baik tidak menjadikanmu sebagai malaikat di dunia, tetaplah hidup dalam kebaikan demi kebaikan itu sendiri. Walaupun hanya karena satu kesalahan engkau dianggap tiada beda dengan iblis, janganlah kecewa dan hendak membalas.
Lupakan dan tidak perlu sakit hati, tapi jadikan sebagai kesempatan untuk mengkoreksi diri dan berhati-hati dikemudian hari. Jadikan sebagai vitamin lebih untuk menyehatkan jiwamu. Lagi pula, kata "iblis" tidak akan membuatmu menjadi iblis, bukan? Kasihanlah orang-orang yang suka menghujat sesamanya dan menghakimi orang lain. Karena orang yang suka menghujat dan menghakimi, adalah orang yang patut dikasihani dalam kebaikan dan kemuliaan palsunya.
Kekotoran batin masih menyelimuti kebersihan hatinya, sehingga tidak dapat melihat terang dan kebaikan orang di sekitarnya.
Karena orang-orang baik dan bijak tidak akan berani menghujat dan menghakimi kesalahan orang lain. Ia lebih peduli pada kesalahan dirinya sendiri, kesalahan orang lain dianggap sebagai kesalahan dirinya juga. Ia lebih bisa memaklumi dan memaafkan orang lain. Itulah orang baik yang sesungguhnya.

Post a Comment for "Seribu Kebaikan Tidak Menjadikanmu Malaikat, Namun Satu Kesalahan Bisa Membuatmu Jadi Iblis"