Saat Istri Beberkan Aib Suami
Entah fenomena apakah ini? Saat istri kurang puas atas kondisi suami, ia ceritakan hampir semua kejelekan suaminya. Lupa bahwa suami adalah orang yang telah menyayanginya dan bersusah-payah menafkahinya.
Saat istri duduk berkumpul dengan teman-temannya, ia luapkan segala rahasia rumah tangganya. Tentang kekurangan bahkan aib yang melingkupi keluarganya.
Suatu hari, Nabi Ibrahim datang berkunjung ke rumah putranya, Ismail, guna mengetahui kondisinya. Namun ternyata, ketika itu Ismail sedang ada keperluan di luar. Nabi Ibrahim ditemui oleh menantunya.
Saat Nabi Ibrahim bertanya perihal apa yang terjadi di dalam keluarganya, sang menantu menjawab, “Keluargaku hidup serba kekurangan. Kami dalam kondisi begini dan begitu.” Diceritakanlah seluruh keburukan yang ada.
Saat Nabi Ibrahim hendak pulang, ia berpesan pada menantunya agar Ismail segera mengganti daun pintunya.
Dan saat pesan tersebut disampaikan, Ismail langsung memahami maksud pesan tersebut. “Tahukah kau siapa yang datang tadi?” tanya Ismail.
Istrinya menggeleng pelan.
“Ia adalah ayahku. Daun pintu yang ia maksud adalah kau istriku. Maka persaksikanlah, mulai saat ini, aku menceraikanmu,” lanjut Ismail.
Beberapa waktu kemudian, Ismail menikah lagi dengan wanita lain. Nabi Ibrahim pun kembali bertandang. Ternyata, kali ini pun Ismail tidak di rumah. Istrinya yang menemui Nabi Ibrahim.
“Bagaimana kondisi keluargamu?” tanyanya.
Wanita yang merupakan istri Ismail menjawab, “Kondisi kami dalam kebaikan. Kami makan daging dan minum air.”
Nabi Ibrahim tersenyum. Ia berpesan kepada si wanita, jika nanti suaminya pulang. “Pertahankan daun pintumu,” ucapnya.
Dan benarlah. Saat mendapat pesan yang disampaikan oleh istrinya, Ismail berujar bahagia. “Tahukah kau siapa yang datang tadi? Ia adalah ayahku. Daun pintu yang ia maksud adalah dirimu. Aku akan mempertahankanmu sebagai istri.”
Apa pesan yang terkandung dari kisah ini?
Istri adalah ibarat daun pintu. Tempat keluar dan masuk di sebuah rumah atau bangunan. Jika daun pintunya rusak, maka apa yang ada di dalam bangunan akan tampak dari luar. Dan bisa jadi semua orang bisa mudah memasukinya. Termasuk orang-orang yang berniat jahat.
Sebaliknya, jika daun pintunya bagus dan kokoh, bangunan akan aman dan terhindar dari bahaya. Tidak semua orang bisa masuk tanpa ijin. Sulit bagi para penjahat untuk merusak bangunan tersebut.
Dan begitulah seharusnya para istri. Janganlah terlalu sering bercerita mengenai kehidupan rumah tangga. Apatah lagi menyangkut tentang kekurangan yang ada di rumah kita. Bagaimana pun, rumah tangga yang kita bina wajib kita jaga. Jangan sampai ada penyusup ataupun setan ikut campur dalam rumah tangga ini.
Memang dalam kondisi tertentu seorang istri diperbolehkan menceritakan kekurangan / aib suaminya semisal didzalimi, meminta fatwa mengenai hukum tertentu atau memperingatkan orang lain agar terhindar dari kejahatan pasangan.
Zaman semakin maju. Kehidupan sosial semakin mudah terjelajahi. Pun merebaknya berbagai media sosial kadang menjadi momok tersendiri bagi sebuah hubungan. Ada masalah sedikit, bukannya diselesaikan, malah diposting jadikan status. Ada kecemburuan yang merebak, bukannya ditanyakan baik-baik kepada pasangan, justru disebar perasaan itu via media. Hingga yang ada, orang lain (baca: publik) justru lebih mengakses suasana hati kita dibandingkan pasangan kita, belahan jiwa kita. Naudzubillah!
Bijaklah dalam menggunakan media sosial. Meskipun itu adalah akun pribadi, namun sejatinya ia adalah milik publik. Jika ada permasalahan dalam rumah tangga, selesaikan berdua. Jika masih belum bisa dituntaskan berdua, ambil penengah dari kalangan terpercaya, ajaklah berembug di dalam rumah. Sungguh hal tersebut lebih mulia.
📝 Ust. Miftahuddin
Post a Comment for "Saat Istri Beberkan Aib Suami"