13 Kewajiban Suami Terhadap Istri Menurut Islam, Bukan Hanya Kasih Nafkah!
Untuk menjadi keluarga yang bahagia, sakinah, mawadah, dan warohmah, setiap pasangan harus memenuhi kewajibannya. Tidak hanya istri, namun kewajiban suami terhadap istri juga penting untuk dilakukan.
Umumnya, hanya kewajiban istri terhadap suamilah yang sering ditekankan. Sedangkan kewajiban suami terhadap istri sering kali tidak diungkit.
Karena itu setiap suami perlu tahu apa saja yang menjadi tugas, tanggung jawab, serta kewajiban suami terhadap istri menurut Islam.
Perlu diketahui, kewajiban suami terhadap istri tidak hanya berkaitan tentang uang atau nafkah kebutuhan primer, seperti pakaian dan tempat tinggal saja, melainkan banyak hal lain yang jarang diketahui.
Simak beberapa kewajiban suami terhadap istri pada artikel ini.
Mengutip dari Nahdlatul Ulama, Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al -Imam Ghazali (Kaira, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halam 442) menjelaskan tentang adab suami terhadap istri sebagai berikut:
"Adab suami terhadap Istri, yakni: berinteraksi dengan baik, bertutur kata yang lembut, menunjukkan cinta kasih, bersikap lapang ketika sendiri, tidak terlalu sering mempersoalkan kesalahan, memaafkan jika istri berbuat salah.
Kemudian juga menjaga harta istri, tidak banyak mendebat, mengeluarkan biaya untuk kebutuhan istri secara tidak bakhil (pelit), memuliakan keluarga istri, senantiasa memberi janji yang baik, dan selalu bersemangat terhadap istri."
Berikut ini daftar kewajiban suami terhadap istri menurut Islam yang diuraikan dari kutipan di atas.
1. Bergaul dan Bertutur Kata yang Lembut
Bergaul dengan baik di sini dimaksudkan agar suami hendaknya berinteraksi dengan istri secara baik dan santun.
Meski seorang suami berlaku sebagai kepala keluarga, tidak selayaknya ia mengambil jarak dari istrinya.
Berkomunikasi dengan lembut dan santun juga akan membuat hubungan suami istri lebih harmonis.
Sebagaimana dijelaskan dalam ayat:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
(Fa bimaa rohmatim minallohi lingta lahum, walau kungta fazhzhon gholiizhol-qolbi langfadhdhuu min haulika fa'fu 'an-hum wastaghfir lahum wa syaawir-hum fil-amr, fa izaa 'azamta fa tawakkal 'alalloh, innalloha yuhibbul-mutawakkiliin.)
Artinya:
"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu.
Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal." (QS. Ali Imran: 159).
Selain lemah lembut, kewajiban suami terhadap istri menurut Islam lainnya adalah dengan selalu menunjukkan kasih sayang pada istri.
Meski sedang merasa marah, seorang suami tetap dituntut untuk berlaku baik dan menunjukan kasih sayangnya. Rasulullah SAW pun melakukan hal yang sama pada istrinya.
Wanita adalah pusat kebaikan dalam rumah tangga dan makhluk yang sangat emosional. Keberadaannya bergantung pada kasih sayang yang didapatkan.
Rahasia pernikahan yang bahagia terletak pada ekspresi kasih sayang suami kepada istri.
Jika Dads ingin menaklukkan hati pasangan dan memperkuat ikatan pernikahan, tunjukkanlah kasih sayang pada pasangan.
3. Bersikap Lapang saat Sendiri
Seorang suami sebaiknya memiliki kemandirian sehingga saat sang istri sedang tidak sedang bersamanya. Ia harus dapat melayani dirinya sendiri dengan baik tanpa mengeluh.
4. Memaafkan Istri Bila Berbuat Salah
Dalam agama Islam, memaafkan seseorang sangat dianjurkan. Karenanya, seorang suami hendaknya memaafkan kesalahan istri dan mencoba untuk berkomunikasi dengan baik dalam menyelesaikan permasalahan.
Berdebat tidak selalu berdampak baik. Bila sewaktu-waktu perdebatan dengan istri terjadi, sebaiknya seorang suami dapat menghargai pendapat istri sekalipun ia kurang setuju.
Memberi janji yang baik, terutama untuk membiasakan hal baik, bisa membuat kasih sayang antara suami dan istri semakin meningkat. Hal ini pun bisa berdampak baik untuk keharmonisan rumah tangga.
Harta istri, seperti mahar dari suami atau hasil bekerja sendiri merupakan milik istri. Menjaga harta istri yang dimaksud di sini adalah bahwa suami hendaknya tidak mengklaim itu sebagai miliknya.
Bila ia bermaksud untuk menggunakan sebagian atau seluruh hartanya, maka ia wajib meminta izin dari istrinya.
Dengan demikian, perempuan memiliki kedaulatan atas kepemilikan harta.
Kedaulatan perempuan atas kepemilikan harta ini tertuang jelas dalam perintah Alquran pada Surat An-Nisa’ ayat 4 perihal kewajiban pemberian mahar oleh seorang suami kepada istrinya.
وَآتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً ۚ فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَرِيئًا
Artinya:
"Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.
Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya." (Surat An-Nisa’ ayat 4).
Kewajiban suami terhadap istri menurut Islam berikutnya adalah memuliakan keluarga istri. Seorang istri memiliki hubungan emosional yang kuat dengan keluarganya.
Karena itu, suami hendaknya bersikap baik terhadap keluarga istri dan menghormatinya.
Sikap buruk yang dilakukan suami terhadap keluarga istri bisa menyebabkan hubungan yang tidak harmonis di dalam rumah tangga.
9. Selalu Bersemangat Terhadap Istri
Gairah hidup berumah tangga harus selalu dipelihara dengan baik. Bersemangat terhadap istri di sini juga berarti semangat untuk memenuhi kebutuhan lahir dan batin seorang pasangan.
10. Tidak Pelit terhadap Istri
Kewajiban suami terhadap istri menurut Islam yang juga sangat penting untuk dijalankan adalah dengan memenuhi kebutuhan finansial istri secara tidak bakhil (pelit atau kikir).
Maksudnya, suami dan istri tidak boleh pelit satu sama lain, sebab hal ini bisa berdampak kurang baik terhadap keharmonisan keluarga.
Pasangan hendaknya bersikap longgar terkait keuangan terhadap satu sama lain dan saling membantu secara finansial.
Laki-laki dan perempuan adalah dua pilar dasar sebuah keluarga.
Tetapi, karena laki-laki diberkahi dengan kualitas-kualitas khusus berdasarkan urutan penciptaan, dan karena kekuatan logika mereka lebih kuat daripada perempuan, mereka dianggap sebagai penjaga keluarga.
Allah SWT memandang laki-laki sebagai pelindung keluarga yang dinyatakan dalam Alquran surat An-Nisa, ayat 34:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ
Artinya:
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka." (Surat An-Nisa’ ayat 34).
Oleh karena itu, laki-laki memiliki tanggung jawab yang lebih besar dan lebih sulit dalam menghidupi keluarganya.
Laki-laki yang menafkahi keluarganya harus tahu bahwa perempuan juga manusia seperti halnya laki-laki. Dia juga memiliki keinginan dan hak kebebasan serta kehidupan.
Menikah dengan seorang wanita bukanlah mempekerjakan seorang pembantu. Istri adalah pasangan yang akan menemani, serta seseorang yang akan menghabiskan hidup bersama.
Sebagai kepala keluarga, seorang suami juga wajib mengajarkan ilmu-ilmu agama yang baik kepada pasangannya.
Hal ini dijelaskan dalam surah At-Tahriim, ayat 6, yakni:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu (dan anakmu) dan istrimu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka.
Dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahriim 6).
13. Menyediakan Tempat Tinggal untuk Istri
Menyediakan tempat tinggal yang layak juga menjadi salah satu kewajiban yang harus dilakukan seorang suami.
Dilansir dari Muslimah.or.id, hak istri yang bisa didapatkan dari suami adalah kediaman yang nyaman dan tenteram.
Bagi yang memiliki kecukupan finansial, bisa menyediakan tempat tinggal yang layak, dan bagi yang kurang mampu atau fakir, tidak wajib.
Selain itu, seorang suami juga tidak sepantasnya membawa orang lain yang kehadirannya dapat menyebabkan bahaya bagi keutuhan rumah tangga.
Itulah 13 tugas, tanggung jawab dan kewajiban suami terhadap istri menurut Islam. Semoga Dads sudah memenuhi kewajiban di atas dengan baik ya, Moms!
sumber: orami.co.id
Post a Comment for "13 Kewajiban Suami Terhadap Istri Menurut Islam, Bukan Hanya Kasih Nafkah!"