Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

About



Selama menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad tak pernah menikahi wanita lain. Itu sebabnya, banyak yang mengatakan Khadijah adalah cinta sejati Rasulullah.

Sejak awal menikah, paman Nabi, Abu Thalib mengatakan kalau Nabi Muhammad bukanlah sosok yang berharta. Tapi, tak perlu diragukan lagi jika Muhammad SAW adalah sosok yang sangat mulia.

Ternyata, pihak Khadijah juga tak mempermasalahkan hal itu. Perwakilan keluarga juga menegaskan kalau mereka menerima pinangan Nabi Muhammad karena memang telah terpikat kemuliaannya.

"Yang menarik meskipun Khadijah kaya, cantik, dan orang kaya tapi akhlak serta kepribadiannya luar biasa. Menempatkan Rasulullah yang lebih muda dan tidak membawa apa-apa (harta) di atasnya," terang Hafidz menambahkan.

"Tak pernah sekalipun Khadijah meninggikan kata-kata terhadap suaminya tercinta, menjadikan hati Rasulullah tenang, tentram dan membuat Nabi merasa dihormat. Kenangan hidup Nabi dan Khadijah luar biasa. Putra-putri mereka luar biasa, karena rumah tangga yang dibangun dengan cinta dan ketaatan pada Allah SWT,” tambahnya.

Ditegaskan Hafidz kalau cinta pada Khadijah benar-benar melekat di hati Rasulullah. Dia meyakinkan kalau cinta Muhhamad SAW pada Khadijah tak pernah tergantikan.

"Bahkan bayangannya pun tak tergantikan meski orangnya telah tiada. Cinta pertama di hati Rasulullah," terangnya.

Khadijah pula, istri yang menemani Rasulullah menerima wahyu untuk pertama kalinya. Saat Nabi Muhammad gemetar dan ketakutan setelah bertemu Jibril AS, Khadijah datang menemani dan memberinya selimut.

Selain itu, Khadijah merupakan salah satu orang yang sangat cermat membaca kerasulan Muhammad SAW. Saat Nabi bimbang dan cemas, Khadijah memantapkannya. Dari situlah, Khadijah disebut sebagai mujtahhid pertama perempuan dalam sejarah Islam.

Mujtahhid sendiri berarti seseorang yang memiliki kemampuan untuk melakukan inferensi hukum-hukum syariat dari sumber-sumber yang terpercaya dan muktabar. Khadijah berijtihad dan menggali tanda-tanda kerasulan suaminya, sebelum diangkat menjadi Rasul sebagai tanda-tanda atas kebenaran risalahnya.

"Khadijah adalah ibu orang-orang beriman, termasuk bagi Rasulullah," ungkap para ulama 'arifin (tajam mata hatinya). Mereka mengarungi rumah tangga selama 25 tahun,hingga Khadijah meninggal dunia.

Keduanya hidup dengan perasaan cinta satu sama lain. Meskipun Khadijah telah wafat tapi cinta Rasulullah kepadanya tak pernah padam. Itu sebabnya menurut Quraish Shihab dalam bukunya Pengantin Alquran,  cinta Muhammad SAW pada Khadijah adalah puncak cinta yang diperagakan laki-laki kepada perempuan. Begitu pula sebaliknya.

Post a Comment for " "