Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

About

Saum Ramadhan tapi Meninggalkan Salat, Ustadz Adi Hidayat: Allah Tidak Butuh Puasanya



Puasa di bulan Ramadhan merupakan momen yang dinantikan umat Islam di seluruh dunia.


Bahkan, menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam.


Selain kewajiban menjalankan puasa, ibadah yang paling utama yang harus dikerjakan adalah salat lima waktu.


Keduanya pun termasuk ke dalam Rukun Islam yang tentunya wajib dikerjakan oleh umat muslim.


Lantas, bagaimana jika seseorang rajin menjalankan ibadah puasa Ramadhan tapi dirinya meninggalkan salat lima waktu?


Ustadz Adi Hidayat dalam dakwahnya menjawab beberapa pertanyaan dari jemaahnya, mengenai hukum bagi umat muslim yang berpuasa tapi meninggalkan salat lima waktu.


Menurut Ustadz Adi Hidayat, hukum bagi orang yang menjalankan ibadah puasa, tapi meninggalkan salat lima waktu maka disebut bermaksiat.


Nabi Muhammad SAW pernah menyampaikan berupa peringatan keras bagi orang-orang yang berpuasa tapi tetap bermaksiat.


“Siapa pun yang puasa, meninggalkan makan minumnya. Tapi tidak terputus dengan kata-kata yang kotor, jorok, perbuatan yang tercela, maka Allah tidak butuh pada puasanya,” kata Ustadz yang akrab disapa UAH dikutip dari channel YouTube Audio Dakwah.


UAH menjelaskan dengan tegas bagaimana hukumnya bagi orang yang meninggalkan salat juga berbuat maksiat.


“Itu jelas sekali, jangankan masalah salat, masalah perilaku saja dinilai,” tegas UAH.


Menurut UAH, bagi orang yang berpuasa namun meninggalkan salat maka Allah SWT tidak membutuhkan puasanya.


“Jadi, kalau ada orang puasa senang mencuri, senang mencela, ya itu kata Nabi, Allah enggak butuh pada puasanya,” kata UAH.


Di satu sisi, UAH menjelaskan jika puasa itu berfungsi untuk menutupi dari perbuatan maksiat.


“Puasa itu fungsinya untuk menutup maksiat. Jika ada orang puasa tapi masih maksiat, maka ada masalah dengan puasanya,” sambung UAH.


Untuk itu, seharusnya setiap umat muslim terdapat perisai yang melindungi dari kemaksiatan, untuk membuat orang tidak melakukan kegiatan yang dilarang.


“Puasa yang benar itu akan memberikan perisai dari kemaksiatan, maka orang puasa tidak boleh mengerjakan yang kotor. Begitu mengerjakan hal yang kotor, maka percuma puasanya,” kata UAH.


Maka, salat dan puasa merupakan perisai yang sangat kuat untuk melindungi dari perbuatan yang kotor.


Namun jika perbuatan kotor tersebut tetap dilakukan, bukan pahala yang didapat, justru pahalanya bisa saja hilang dan menjadi dosa serta mengakibatkan puasanya menjadi rusak.(*)


Sumber: suara.com

Post a Comment for "Saum Ramadhan tapi Meninggalkan Salat, Ustadz Adi Hidayat: Allah Tidak Butuh Puasanya"